Balasan Melantik Orang Kafir Sebagai Ketua Dan Meningalkan Orang Beriman kabarmalay3.blogspot.com



Balasan Melantik Orang Kafir Sebagai Ketua Dan Meningalkan Orang Beriman

Tafsir Ibnu Kathir
Surah An-Nisaa’ ayat 138-140

Firman Allah Taala :

 بَشِّرِ الْمُنافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذاباً أَلِيماً (138) الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكافِرِينَ أَوْلِياءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعاً (139) وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتابِ أَنْ إِذا سَمِعْتُمْ آياتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِها وَيُسْتَهْزَأُ بِها فَلا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذاً مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جامِعُ الْمُنافِقِينَ وَالْكافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعاً (140

Artinya :

”Khabarkanlah kepada orang-orang munafik bahawa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sungguhnya semua kekuatan itu kepunyaan Allah. Dan sungguhnya Allah telah menurunkan kepada kamu sekelian di dalam Quran bahawa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah lalu diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu sekelian duduk beserta mereka sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Kerana sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu sekelian jadi serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di dalam neraka Jahannam.” (An-Nisaa’ 138-140)

Tafsirnya :

Allah Swt. berfirman :

بَشِّرِ الْمُنافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذاباً أَلِيماً

"Khabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih." (An-Nisaa’ : 138)

Bahwa orang-orang munafik itu adalah yang mempunyai sifat demikian kerana sesungguhnya pada mulanya mereka beriman, kemudian kafir, lalu hati mereka dikunci mati. Kemudian Allah menyebutkan sifat mereka  bahawa mereka mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin mereka selain orang-orang mukmin. 

Dengan kata lain, mereka pada hakikatnya berpihak kepada orang-orang kafir dan menyembunyikan rasa suka mereka kepada orang-orang kafir. Apabila mereka kembali kepada orang-orang kafir, mereka mengatakan, "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok yakni terhadap orang-orang mukmin dengan menampakkan sikap sependirian dengan mereka secara lahiriah.

Allah Swt. mengingkari sikap mereka yang berpihak kepada orang-orang kafir yang hal ini diungkapkan oleh firman-Nya :

{أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ}

"Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu?" (An-Nisaa’: 139)

Kemudian Allah Swt. memberitahukan bahawa kekuatan itu seluruhnya hanyalah milik Dia semata tiada sekutu bagi-Nya, dan Dia memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Dalam ayat yang lain disebutkan hal yang semakna yaitu :

مَنْ كانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعاً

“Barang siapa yang menghendaki kemuliaan maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya." (Fathir : 10)

Firman Allah Swt. yang mengatakan :

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلكِنَّ الْمُنافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.”   (Al-Munafiqun) 

Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah menggerakkan hati orang beriman untuk mencari kekuatan (kemuliaan) di sisi Allah, beribadah kepada-Nya dengan ikhlas dan menggabungkan diri ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang beriman karena hanya merekalah yang mendapat pertolongan di dalam kehidupan dunia ini dan di hari semua saksi akan dibangkitkan (hari kiamat).

Kiranya sesuai bila dalam pembahasan ini kami ketengahkan sebuah hadith yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. 

حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ حُمَيْد الْكِنْدِيِّ، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ نُسَيِّ، عَنْ أَبِي رَيْحَانَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنِ انْتَسَبَ إِلَى تِسْعَةِ آبَاءٍ كُفَّارٍ، يُرِيدُ بِهِمْ عِزًّا وَفَخْرًا، فَهُوَ عَاشِرُهُمْ فِي النَّارِ".

Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Muhammad, Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Humaid Al-Kindi, dari Ubadah ibnu Nissi, dari Abu Raihanah, bahawa Nabi Saw. telah bersabda : 

 ”Barang siapa yang menyebutkan nasabnya sampai kepada sembilan orang nenek moyangnya yang semuanya kafir dengan maksud memuliakan diri dengan mereka dan berbangga diri dengan mereka maka dia akan menemani mereka di dalam neraka.”

Hadith ini diriwayatkan secara munfarid (menyendiri) oleh Imam Ahmad. Abu Raihanah yang disebut di dalam sanadnya adalah seorang dari kabilah Azd. Menurut pendapat yang lain, dia adalah seorang Ansar, nama aslinya ialah Syam'un. Demikianlah menurut Imam Bukhari. Sedangkan menurut yang lainnya, nama aslinya adalah Sam'un.

*******************
Firman Allah Taala :

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتابِ أَنْ إِذا سَمِعْتُمْ آياتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِها وَيُسْتَهْزَأُ بِها فَلا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذاً مِثْلُهُمْ

“Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu sekelian di dalam Quran bahwa apabila kamu sekelian mendengar ayat-ayat Allah lalu diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu sekelian duduk bersama mereka sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Kerana sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian) tentulah kamu jadi serupa dengan mereka.” (An-Nisaa’ : 140)

Sesungguhnya jika kamu semua melakukan hal yang terlarang sesudah larangan sampai kepada kamu dan kamu rela duduk bersama-sama mereka di tempat yang padanya diingkari ayat-ayat Allah, diperolok-olokkan serta dikecam dengan pedas, lalu kamu menyetujui hal tersebut berarti sesungguhnya kamu sekelian bersekutu dan bersekongkol dengan mereka dalam hal itu. 

Kerana itulah dinyatakan oleh firman-Nya : 

{إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ}

“tentulah kalian serupa dengan mereka. (An-Nisaa’ : 140) 

Yakni dalam hal dosa seperti yang disebut di dalam sebuah hadith :
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلَا يَجْلِسْ عَلَى مَائِدَةٍ يُدَارُ عَلَيْهَا الْخَمْرُ»

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka janganlah ia duduk di dalam sebuah hidangan yang disediakan padanya minuman khamar.”

Larangan mengenai hal tersebut yang ada dalam ayat ini disebutkan di dalam ayat surat Al-An'am melalui firman-Nya :

وَإِذا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آياتِنا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ

”Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami maka tinggalkanlah mereka.” (Al-An'am : 68) hingga akhir ayat.

Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahawa ayat surat Al-An'am ini menasakh firman-Nya: tentulah kalian serupa dengan mereka. (An-Nisa: 140) Kerana  firman Allah yang mengatakan :

وَما عَلَى الَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنْ حِسابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَلكِنْ ذِكْرى لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

“Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang memelihara dirinya terhadap dosa mereka (yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah) tetapi (kewajibannya ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa.” (Al-An'am : 69)

*******************
Adapun firman Allah Swt :

إِنَّ اللَّهَ جامِعُ الْمُنافِقِينَ وَالْكافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعاً

“Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” (An-Nisaa’ : 140)

Maksudnya sebagaimana orang-orang munafik itu bersekutu dengan orang-orang kafir dalam kekufuran, maka Allah pun akan menghimpun di antara mereka dalam kekekalan di dalam neraka Jahannam untuk selama-lamanya dan Dia mengumpulkan mereka semua di dalam rumah siksaan dan pembalasan dengan belenggu dan rantai yang mengikat mereka serta minuman air yang mendidih (bukan air yang tawar) dan makanan berupa darah dan nanah.

sekian

ibnukatsironline

Subscribe to receive free email updates: